TIMES TIDORE, JAKARTA – Pemerintah mengajak para generasi muda dan siapapun yang ingin mencoba berbisnis di industri kreatif untuk tidak takut memulai sesuatu dalam mewujudkan hasrat bekerja di luar sektor formal.
“Sebetulnya jangan takut mencoba. Karena industri kreatif ini sebetulnya menjadi sebuah ruang untuk masa depan teman-teman yang ingin terjun ke industri ini, sangat memungkinkan, karena kita tinggal memilih 17 subsektor yang dekat dengan passion kita,” kata Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya pada Jumat (10/10/2025).
Ia mengatakan, sektor ekonomi kreatif telah menjadi sebuah lapangan pekerjaan yang menjanjikan dan juga banyak diminati anak muda.
Data dari Kemenekraf tenaga kerja kreatif mencapai angka 26,5 juta orang pada tahun 2024, dengan 50 persennya adalah usia di bawah 40 tahun. Tiap tahunnya berkisar antara 1-2,5 juta orang mulai bekerja ke industri kreatif.
Riefky mengatakan dari audiensi dan pertemuan dengan pihak universitas terdapat tren bahwa alumni mahasiswa perguruan tinggi pada lima tahun terakhir 50 persennya tidak bekerja sesuai dengan jurusan yang diambil semasa kuliah.
“Jadi memang ada tren baru. Kenapa ini kita lihat seperti ini? Mungkin generasi Z sama millennial ini kan ingin bekerja yang sesuai passion-nya, anak muda ini juga tidak ingin bekerja dalam sebuah sistem yang kaku. Tetapi bagaimana mereka bisa kerja sesuai passion-nya, tetapi hasilnya bisa lebih dari UMR, bahkan berkali lipat dari UMR,” jelas Riefky.
Dengan banyak cerita sukses anak muda yang berhasil di industri kreatif membuat sektor ini, kata Riefky menjadi peluang “cuan” baru bagi generasi muda, namun perlu ketekunan dan berani mencari tahu serta tidak takut gagal dalam mencoba.
Riefky mengatakan industri kreatif memang bukan sebuah pekerjaan dalam skala perusahaan besar dan banyak yang mengkhawatirkan dari segi pemasukan apakah akan berkelanjutan.
Maka itu Riefky mengatakan pekerja ekonomi kreatif harus mau meningkatkan kualitas dan mengikuti pelatihan agar bisa meningkatkan nilai ekonomi dari produk kreatifnya.
“Itu diharapkan juga bisa selalu meng-update terhadap kebutuhan masyarakat atau publik sehingga nilai keekonomiannya juga bisa sustain. Nah yang kedua juga kekhawatiran terkait dengan jaminan sosial, kami sendiri sudah menandatangani kerja sama dengan BPJS Ketanagakerjaan,” katanya.
Riefky mengatakan Kemenekraf akan melakukan pendampingan dan intervensi dari setiap tahapan rantai nilai pelaku ekraf muda agar bisa meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi dari produknya.
Di antaranya dukungan dalam kreasi awal berupa pelatihan dasar untuk mengerti digital, berkaitan dengan desain, affiliator atau pelatihan untuk menjadi kreator konten.
Kemudian pada tahap produksi Kemenekraf juga akan membantu mengintervensi dari segi pendanaan, distribusi, promosi untuk masuk ke pasar serta konservasi terkait perlindungan kekayaan intelektual. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pemerintah Dorong Generasi Muda Berani Berbisnis di Industri Kreatif
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |